Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato di pertemuan puncak KTT D-8 pada Kamis (19/12/2024), dan viral di media sosial bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, keluar dari ruangan atau keluar.
Publik tertarik pada peristiwa keluarnya Erdogan di tengah pidato Prabowo. Ketika Prabowo berpidato di KTT D-8 tahun 2024, mengapa Erdogan keluar?
Pekan lalu, Prabowo menghadiri KTT D-8 di Kairo, Ibu Kota Administratif Baru Mesir, sebelum peristiwa walk out Erdogan terjadi. Dalam konferensi KTT D-8, Prabowo serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf hadir.
KTT D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi yang diikuti oleh delapan negara berkembang: Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
KTT D-8 di Mesir mengumumkan Azerbaijan bergabung sebagai anggota D-8. Itu juga mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak tersebut pada tahun 2025.
Secara resmi, Indonesia disambut sebagai ketua organisasi berikutnya. Namun, tanggal dan tempat pertemuan puncak akan diumumkan kemudian.
Apa Isi Pidato Prabowo?
Video dokumentasi menangkap langkah Erdogan keluar dari KTT D-8. Prabowo sedang berpidato dalam sesi pleno berjudul “Investing in Youth and Supporting SMEs: Shaping Tomorrow’s Economy” pada saat itu.
Salah satu topik dalam pidato Prabowo Subianto adalah krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina, Suriah, dan Lebanon. Prabowo meminta negara Muslim untuk bersatu untuk mendukung negara-negara tersebut.
Kami menyatakan dukungan kami untuk Palestina. Namun, bagaimana kita dapat membantu Palestina jika kita tidak kuat? Oleh karena itu, Yang Mulia, mari kita bekerja sama. Seperti yang dikutip dari laman Sekretariat Kabinet pada Senin (23/12/2024), Prabowo mengatakan, “Kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi.”
Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera (memecah belah) yang melemahkan komitmen negara Muslim. Dia mengatakan bahwa hal ini menghalangi negara-negara untuk membantu Palestina sepenuhnya.
Prabowo menyatakan, “Mari kita bersatu untuk menjadikan D-8 katalis untuk perubahan positif untuk menjadi pemenang bagi aspirasi Dunia Selatan dan bagi umat Muslim.”
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mendorong persatuan dan kerja sama antara negara-negara Muslim di akhir pidatonya.
Dia menyatakan, “Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin, dengan cara apapun yang kita bisa, tapi saya mendorong persatuan. Saya mendorong kerjasama.”