Di media sosial, video yang menunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjabat tangan dengan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno tersebar luas. Mereka berjabat tangan saat keduanya menghadiri peringatan HUT TNI ke-79 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu, 10 Mei 2024.
Jokowi menyalami Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Wakil Presiden ke-11 Boediono di mimbar kehormatan HUT TNI ke-79.
Namun, ketika Try Sutrisno berdiri untuk menyalami Jokowi, dia malah melewatinya. Jokowi bahkan langsung berjabatan dengan Shinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Presiden keempat Abdurrahman Wahid, juga dikenal sebagai Gus Dur.
Jokowi kemudian melewati Try Sutrisno, yang kemudian kembali duduk.
Pernyataan Istana Soal Jokowi Tak Salami Try Sutrisno
Menurut Yusuf Permana, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Jokowi telah menyalami Try Sutrisno saat berada di ruang tunggu.
Menurutnya, Jokowi belum sempat bertemu dengan istri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sinta Nuriyah ketika berada di ruang tunggu, serta Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) dan Wapres ke-11 Boediono.
Oleh karena itu, Jokowi hanya menyalami JK, Boediono, dan istri Gus Dur di panggung utama selama pertunjukan.
Yusuf menyatakan, “Iya Bapak Presiden sudah salaman dan menyapa Wakil Presiden ke-6 Bapak Try Sutrisno dan Ibu di Holding VVIP Room.”
Selain itu, dia menambahkan bahwa untuk orang lain seperti Ibu Shinta, Bapak Jusuf Kala, Pak Boediono, dan lainnya, beliau belum sempat mengadakan pertemuan di Holding Room.
Yusuf menekankan bahwa Presiden Jokowi sangat menghormati seluruh masyarakat dan tokoh bangsa.
Profil Try Sutrisno, Mantan Wakil Presiden RI
Menurut tni.mil.id, pada Senin (7/10/2024), Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden selama masa jabatan Presiden kedua Soeharto dari 1993 hingga 1998. Pria itu, yang lahir pada tanggal 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur, dikenal sebagai seorang tentara dengan banyak pengalaman.
Try Sutrisno memulai karirnya sebagai taruna pada tahun 1956 di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Selang satu tahun, Try memulai pertempuran melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Sebelum mereka diangkat menjadi ajudan Presiden Soeharto, mereka telah mengenal satu sama lain selama operasi pembebasan Irian Barat pada tahun 1962.
Pada tahun 1974, Try diangkat menjadi Ajudan Soeharto. Karena pengangkatan ini, karier Try di militer terus gagal. Misalnya, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana pada tahun 1978; Panglima Daerah KODAM IV/Sriwijaya pada tahun 1979; dan Panglima Daerah KODAM V/Jaya pada tahun 1983.
Setelah dinaikkan pangkatnya menjadi Letjen TNI pada tahun 1985, Try juga diangkat menjadi Wakasad TNI. Suami Tuti Sutiawati diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNU Rudhini dalam waktu hanya sepuluh bulan.
Puncak karier militernya terjadi ketika Try diangkat menjadi Panglima TNI pada tahun 1988, dan kemudian bertanggung jawab atas ABRI, yang terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri, dari tahun 1988 hingga 1993.
Try Sutrisno menjabat sebagai wakil presiden bersama Soeharto setelah menjabat sebagai Panglima ABRI.
Leave a Reply