faisal basri

Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung

Faisal Basri, seorang pengamat ekonomi dan politik, meninggal dunia pada Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta. Pada pagi ini, keluarga mengirimkan pesan kepada redaksi untuk memberi tahu Tempo tentang kesedihannya.

Bapak Faisal Basri bin Hasan Basri Batubara, suami, ayah, anak, abang, adik, uwak, mamak, kami tersayang, telah meninggal dunia hari ini, Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta. Pesanan yang kami terima menyatakan, “Mohon doanya semoga Jannatul Firdaus ditempatkan di tempat terbaik, diampuni segala khilafnya, kuburnya dilapangkan, amal ibadahnya diterima, dan kesabaran dan keikhlasan diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan.”

Sejauh yang kami ketahui, penerima penghargaan Pejuang Anti Korupsi 2003 ini lelah setelah bertemu dengan petani di Sumatera Utara dan dimasukkan ke ICU RS Mayapada di Jakarta. Almarhum juga mengalami diabetes.

Faisal Basri memiliki istri Syafitrie Nasution dan tiga anak: Muhammad Attar Basri, Siti Nabila Azuraa Basri, dan Anwar Ibrahim Basri. Rumah duka almarhum terletak di Blok A 60 Kompleks Gudang Peluru, Jakarta Selatan. Setelah salat asar di Masjid Az Zahra di Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, jenazah Faisal Basri akan dimakamkan. Meninggal dunia akan dimakamkan di TMP Menteng Pulo.

Faisal Bahri Inspirasi Bagi Peneliti Muda

Eko Listiyanto, seorang ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menyatakan bahwa Faisal Basri telah menjadi inspirasi bagi para peneliti muda.

Eko memberi tahu bahwa Pak Faisal menjadi inspirasi bagi peneliti muda Indef karena suara, pemikiran, dan gagasan beliau banyak dan selalu fokus pada upaya untuk memperbaiki kebijakan ekonomi Indonesia.

Dia mengatakan bahwa hal yang menarik tentang Faisal Basri adalah bahwa dia tidak hanya berbagi ide dan gagasan, tetapi juga terkadang langsung mendukung kebijakannya.

“Beliau tidak hanya akademisi atau peneliti, tetapi juga aktivis, jadi dia kadang-kadang turun untuk demo.

Faisal Basri tidak hanya menulis banyak buku tentang ekonomi Indonesia, tetapi dia juga aktif berbagi pendapatnya melalui berbagai sumber informasi, seperti blog dan sosial media.

Eko menyatakan bahwa Faisal Basri sangat teguh dalam prinsip-prinsipnya.

Dia juga memperjuangkan ide-ide yang dia sampaikan di ruang publik karena dia teguh dalam konteks dan mungkin juga sangat menginspirasi kami. Dia berkata, “Itu menunjukkan betapa keinginan beliau untuk mengatakan bahwa itu bisa bermanfaat bagi orang banyak itu luar biasa.”

Sebagai informasi, Faisal Basri, alumnus UI dan pendiri Indef, meninggal dunia pada Kamis dini hari di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta.

Menurut laman LPEM FEB UI, Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (1985) dan memperoleh gelar Master of Arts dalam ekonomi di Vanderbilt University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1988).

Ini adalah keturunan Adam Malik, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang memulai pekerjaannya sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengajar mata kuliah seperti Sejarah Pemikiran Ekonomi, Ekonomi Politik, dan Ekonomi Internasional.

Faisal juga mengajar di Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988–sekarang), dan Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP).

Fasial menjabat sebagai Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) di FEBUI (1995–1998) dan sebagai Ketua STIE Perbanas Jakarta (1999–2003).

Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah bekerja sebagai Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985–1987) dan anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” Presiden RI (2000).


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *