Ridwan kamil

Resmi! PKS Usung Suwono Jadi Cawagub DKI Dampingi Ridwan Kamil

Menurut pengamat politik, peluang Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta telah tertutup setelah tiga partai yang mengusungnya pada Pilpres 2024, yaitu Partai Nasdem, PKB, dan PKS, memilih untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono.

Menurut Lili Romli, peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), “berakhirnya hubungan PKS dengan Anies, sekaligus pupusnya kans Anies sebagai Cagub DKI Jakarta. Setelah Nasdem dan PKB meninggalkan Anies, sekarang PKS juga meninggalkan Anies.”

Padahal, survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukkan bahwa dukungan warga Jakarta terhadap Anies mencapai 42,8%, unggul 8% dibandingkan dengan dukungan Ridwan Kamil yang mencapai 34,9%.

Saya pikir kegagalan Anies untuk maju dalam Pilgub Jakarta merupakan pukulan dan sekaligus menghambat aspirasi dan suara warga Jakarta. Lili Romli menyatakan, “Bagaimana tidak, seorang calon yang elektabilitasnya tinggi diamputasi dengan menarik partai yang semula mengusungnya untuk meninggalkan Anies.”

“Aspirasi rakyat harus diperjuangkan, bukan dipinggirkan selama Pilgub Jakarta.”

Menurut profesor ilmu politik ini, praktik politik di Jakarta “hakikatnya adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam kasus Pilgub Jakarta telah dibelokkan menjadi dari elite, oleh elite, dan untuk elite.”

Namun, Kamhar Lakumani, seorang Deputi Bappilu Partai Demokrat yang tergabung dalam KIM Plus, membantah tuduhan pengamat tersebut.

Kamhar menyatakan, “Jika ada paslon yang tidak dapat berlayar dan kemudian merasa dijegal, ini kurang pas karena untuk menjadi kontestan, dukungan parpol bukan satu-satunya jalan. Ada opsi lain melalui mekanisme jalur perseorangan.”

Angga Putra Fidrian, juru bicara Anies Baswedan, menyatakan bahwa pihaknya menghargai dinamika yang ada di setiap partai politik, terutama Partai Nasdem, PKS, dan PKB, yang telah memilih untuk mendukung pasangan Ridwan-Suswono.

Pendaftaran akan ditutup pada tanggal 29 Agustus 2024. Angga menyatakan bahwa mereka masih menunggu perubahan yang akan datang.

Koalisi Gemuk untuk Ridwan Kamil-Suwono

Senin (19/08), pejabat teras dari 12 partai hadir di Hotel Sultan di Jakarta. Mereka berbagi kepentingan politik, mendukung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Menteri Pertanian Suswono sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada tahun 2024.

Selain itu, Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, yang akan dilantik pada 20 Oktober mendatang, menghadiri acara tersebut.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengumumkan, “Kami partai politik yang tergabung dalam koalisi Jakarta Baru untuk Jakarta Maju menyatakan mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dan Suswono sebagai calon wakil gubernur pada pemilihan kepala daerah Jakarta 2024.”

Ridwan menyatakan bahwa jika dia terpilih sebagai gubernur, itu akan menjadi satu frekuensi dan sesuai dengan tata krama pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.

PKS memiliki 18 kursi di DPRD Jakarta, sementara Partai Gerindra memiliki 14 kursi, Partai Nasdem 11 kursi, Partai Golkar 10 kursi, PKB 10 kursi, PAN 10 kursi, Partai Demokrat 8 kursi, PSI 8 kursi, PPP 1 kursi, dan Perindo 1 kursi. 12 partai pendukung lainnya.

Dalam pernyataannya, Ridwan Kamil menyatakan bahwa dukungan dari dua belas partai merupakan bukti rekonsiliasi politik di Jakarta.

Pupus Harapan Anies, Aspirasi Rakyat Tak Didengar

Deklarasi Ridwan-Suswono ini merupakan tanggapan terhadap masa depan Anies Baswedan dalam perhelatan Pilkada Jakarta 2024. Kini, Partai PKS, Partai Nasdem, dan Partai PKB, yang telah mendukung Anies dalam pemilihan presiden sebelumnya, memutuskan untuk berpaling.

Tetapi Anies dapat menjadi calon gubernur Jakarta jika suara dari tiga partai itu digabungkan.

Lili Romli, seorang peneliti senior di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melihat deklarasi Ridwan-Suswono sebagai tanda bahwa posisi PKS sebagai kekuatan oposisi telah berakhir.

Romli menyatakan, “Di sisi lain, berakhirnya hubungan PKS dengan Anies, sekaligus pupusnya peluang Anies sebagai Cagub DKI Jakarta. Setelah Nasdem dan PKB meninggalkan Anies, sekarang PKS juga meninggalkan Anies.”

Selain itu, Romli berpendapat bahwa pernyataan Ridwan-Suswono menunjukkan kemungkinan besar bahwa hanya ada satu pasangan calon yang berasal dari partai.

Karena kekurangan kursi, PDIP tidak dapat bergerak sendirian. Jika Anda ingin tetap maju, satu-satunya cara adalah melalui calon individu. Namun, apakah waktu masih cukup? Menurut Romli, yang tersisa hanya beberapa hari.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *